Thursday, February 4, 2010

Ciri - Ciri Isteri Yang Solehah

Isteri yang baik secara total akan mudah membentuk rumahtangga
bahagia tetapi sebaliknya isteri yang tidak memahami akan
tanggungjawabnya sudah pasti akan melahirkan rumahtangga yang kucar-kacir.

Kita sadar dan faham rumahtangga yang bahagia lahir dari isteri
yang soleh, tetangga yang baik dan kendaraan yang sempurna. Dan wanita
adalah penentu buruk baik sebuah masyarakat.Sedangkan masyarakat
yang baik lahir dari rumahtangga dan keluarga yang bahagia.

Wanita dengan sifat kehalusan yang dianugerahi oleh Allah s.w.t.
cocok sekali sebagai pengasuh, pendidik anak-anak, pembimbing
dan juga penghibur hati suami.

Dari sifat asal dengan kehalusan ini jika dididik dan
diasuh serta dihalusi hatinya sejak awal-awal agar kematangan
berfikir dan tingkah laku yang mulia sebagai persiapan seorang isteri
yang soleh, sudah pasti berhasil.

Rumahtangga bahagia bisa diasaskan oleh isteri akhlakul karimah
perlulah memenuhi tanggungjawab yang digariskan dalam tuntutan
pembetukan rumahtangga yang bahagia. Tanggungjawab ini perlulah
benar-benar difahami, dihayati dan dilaksanakan agar cita-cita untuk
melahirkan rumahtangga bahagia berhasil.


1. Taat dan kasih kepada Allah dan Rasul

Ketaatan kepada Allah akan jelas dilihat dari segala perintah dan
larangan yang telah ditetapkan dipatuhi dengan sesungguhnya. Perintah
dan larangan ini tergambar dengan jelas sebagaimana yang dibawakan
oleh Rasulullah s.w.a. Ketaatan yang tidak terbagi-bagi dengan
sendirinya akan melahirkan disanubari perasaan kasih kepadanya.

Firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya. "Katakan:
Kalau bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu,
kaum keluargamu, kekayaan yang kamu peroleh,perniagaan yang kamu
khuatiri akan rugi dan tempat tinggal yang kamu sukai; kalau semua
itu kamu cintai lebih dari Allah dan Rasulnya dan dari berjuang di
jalan Allah, tunggulah sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Dan
Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik."

Jelaslah pada kita bahwa ketaatan kepada Allah s.w.t.akan melahirkan
kasih dan cinta yang tidak ternilai di sisi manusia.Ketaatan dan
cinta kepada Allah ini bukanlah mudah diperoleh sekirannya
persiapan kearah itu disambil lalukan.

Pendidikan jiwa supaya beriman sesungguhnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, perlulah dididik sejak awal . Didikan ini akan menjadi
benteng dan memahami akan batas-batas yang dilarang dan dibolehkan
dalam agama. Keimanan yang kukuh, perbuatan yang soleh dan mengikuti
ketetapan yang ditentukan dengan sendirinya secara mudah akan dapat
melawan hawa nafsu lahiriah dan bathiniah.

" Dan kalau kamu hitung nikmat Allah, niscaya tidak dapat kamu
menghitungnya.," An-Nahl ayat 18. Dari rasa kenikmatan yang
diberikan oleh-Nya yang tidak terkira akan memahami betapa hamba
sangat-sangat memerlukan pada Khaliknya. Sifat ihsan dengan sendiri
mengungkung diri insan; krn sifat wanita biasanya tidak akan puas
dengan panorama duniawi.


2. Akhlak mulia dan sempurna sebelum kecantikan

Kita fahami bahwa Allah tidak memandang paras rupa (kecantikan)
seseorang tetapi akhlak yang mulia menjadi nilaian yang kokoh
disisiNya. Akhlak mulia dan sempurna menjadi pakaian yang kekal
manakala kecantikan akan luntur dimakan atau dimamah usia. Tetapi
kiranya kecantikan ini dapat dipadukan dengan akhlak yang mulia sudah
tentu menjaaadi pilihan utama setiap insan.

Untuk melahirkan wanita yang berakhlak baik perlulah dididik dan
diasuh dengan nilai-nilai yang begitu rupa agar meninggikan
taraf kamanusian dan sekaligus membedakannya dengan sifat kehewanan.

Isteri yang berakhlak mulia dengan mudah dapat memahami akan
bentuk-bentuk pakaian yang harus dikenakan pada tubuhnya dalam
keadaan tertentu; dapat mengawal perkataan-perkataan yang maaruf
ketika berbicara dan mengetahui akan batas-batas bergaul sesama
rekan, suami, keluarga dan juga saudara-mara yang lainnya.

Di samping itu segala tindakannya mempunyai perbedaan dengan wanita
yang tidak soleh. Ia tidak gemar membeli tanpa izin suaminya, apatah
lagi penjualan dengan cara berhutang sbgmana kaedah sistem jualbeli
yang berleluasa sekarang. Ia lebih mirip pada kemaksiatan
daripada yang maaruf.

Juga tidak bertindak menggunakan harta dan uang suami tanpa izinnya.
Sekiranya tidak mencukupi maka ambillah secara yang maaruf
sebagaimana yang dilakukan oleh isteri Abu Sufian; Rasulullah
menasihatkan agar mengambil dengan maaruf dan yang dibutuhkan saja.
Isteri yang soleh juga akan mudah mengawal/jaga harta benda suami ketika
ketiadaannya


3. Memperdulikan kewajipan rumahtangga dan berusaha memperbaikinya.

Wanita yang telah dididik sejak awal dengan akhlak yang
mulia secara matang mengetahui akan persiapan berumahtangga dan
memahami kewajipannya memperbaikinya dari masa ke masa dengan patuh
dari petunjuk-ajar suaminya.

Sabda Rasulullah s.a.w. dari Ibnu Abbas r.a yang diriwayatkan oleh
Imam Abu Dawud, "Maukah aku berikan kepadamu sebaik-baik benda yang
disimpan? Iaitu wanita yang soleh. Apabila suaminya melihat
kepadanya, gembiralah dia; apabila suaminya perintah akan dia, taatlah ia
padanya dan apabila suaminya meninggalkannya, ia akan memelihara nama
baik suaminya."

Dari hadith di atas jelaslah kepada kita ukuran seorang isteri yang
baik. Ia mampu melayani suami sebaik mungkin dalam segala bidang;
ketaatan yang tidak berbagi-bagi asalkan yang diredai Allah s.w.t
dan bisa mengawal harta benda dan nama baik suaminya ketika tidak ada di
rumah.

Ketaatan dan kepatuhan ini akan memudahkan penerimaan hidayah Allah
s.w.t dan ketenangan hati suami dalam menjalani hidup berumahtangga.
Dan sekaligus seolah-olah menjadi suatu simpanan yang sangat berharga
bagi seorang lelaki berumahtangga apabila memiliki isteri yang baik
budi pekerti atau perangainya dan mampu mengendalikan rumahtangga
dengan baik.

Walaupun di dalam Islam tanggungjawab di dalam rumahtangga seperti
menjaga anak-anak dan memasak serta lain-lain tidak diwajibkan
sepenuhnya kepada isteri tetapi isteri yang soleh merasakan
tanggungjawab ini biarlah ia yang menanggungnya. Krn ia tidak mau
tangan orang lain menggendong anaknya ketika hendak tidur; tidak mau
tangan lain memasakkan makanan suaminya atau sebagainya dan memahami
tugasnya adalah melayani suaminya semata-mata.

Isteri yang soleh sungguh cakap dan teratur melayani suaminya menjaga
dan mendidik anak-anak, menyediakan makan minum keluarga, mengemas
tempat tinggal dengan rapi dan lainnya. Sedaya upaya berusaha
memperbaiki kewajipan yang telah diamanahkan oleh suaminya.

Isteri yang begini akan melahirkan rumahtangga yang tenteram, riang
gembira dan menjadi rumahtangga contoh dalam masyarakat. Begitulah
yang dikehendaki dalam Islam.


4. Malu dan taat

Sifat malu memang lumrah bagi seorang wanita.Malu seorang
isteri adalah hormat dan taat yang sebenarnya kepada suaminya, selagi
suaminya taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Isteri akan diam saat suami berbicara, membenarkan kata-katanya dan
menghormati segala pesanannya. Bermuzakarah boleh juga diadakan
tetapi perlu dikawal oleh akal krn wanita itu berakal pendek
walaupun mempunyai rambut yang panjang. Perbincangan yang mengikuti
nafsu syaitan dan sikap memberontak, menangan dan menghentak-hentak
kaki yang akhirnya akan memporak-porandakan rumahtangga.

Hadith Rasulullah yang diriwayatkan oleh Termizi dan Ibnu Majah
mengatakan. "Ketahuilah dan hendaklah kamu berpesan-pesan kepada kaum
wanita dengan baik-baik, krn sesungguhnya mereka itu tawanan bagi
kamu, tidak ada kekuasaan sedikitpun bagimu dari mereka itu
selain yang demikian itu, kecuali jika mereka itu
mendatangi/mengerjakan sesuatu kedurhakaan yang nyata. Maka jika
mereka berlaku curang, berbuat durhaka, hendaklah kamu tinggalkan
tempat tidurnya dan berilah pukulan yang tidak menyakitkan. Kemudian
bila mereka taat dan patuh kepadamu, janganlah kamu cari jalan yang
bukan-bukan untuk berbuat tidak senonoh kepada mereka. Ketahuilah,
sesungguhnya bagi kamu ada suatu kewajipan atas isteri-isterimu, dan
isteri-isterimu ada kewajipan ke atas kamu pula. Adapun kewajipanmu
(suami) atas isteri-isterimu ialah bahwa mereka itu janganlah
menginjakkan tempat tidurmu dengan orang yang tidak kamu sukai, dan
mereka janganlah memperkenankan orang-orang yang kamu tidak sukai
masuk ke rumahmu; dan kewajipan mereka (isteri) atas kamu ialah
bahwa kamu hendaklah berbuat baik atas mereka itu dalam urusan
pakaian dan makanan mereka."

Dengan ini jelas membuktikan bahwa sifat malu dan taat kepada suami
masing-masing adalah perkara penting di dalam pergaulan
berumahtangga. Ia perlu dijaga, diawasi dan dikawal agar jangan
sampai terjadi yang tidak sesuai denga kewanitaannya dan dilarang oleh agama.

Jadi perlulah isteri itu sedaya upaya mentaati dan menghormati
suaminya krn taat kepada suami bermakna taat kepda
Allah s.w.t jua; dan murka suami berarti murkalah Allah kepadanya.


5. Mulia dan menghormati suami dan kerabatnya

Bermula selepas ijab & qabul, tugas dan tanggungjawab ibu bapa selama
ini berpindah secara automatik ke bahu suami sepenuhnya. Dan sebagai
seorang isteri, suamilah tempat ia bergantung kasih sayang.

krn itu tidak syak lagi seorang isteri itu menghormati (adik-kakak) suami,
saudara-2 dan kerabatnya menurut
batas yang tertentu. Dan hubungan dan pertaliannya mempunyai had
dan batas yang dibolehkan di dalam Islam.

Kedatangan mereka terutama ibu bapanya perlulah disanjung dan
hubungan ini perlu dititik-beratkan. Ada di kalangan keluarga Islam,
perhubungan antara suami dan ibu bapanya renggang disebabkan oleh
sikap isteri yang tidak menyenangkan orang tua suami.

Kadangkala isteri itu meminta barang-barang keperluan yang tidak
dimampui oleh sisuami hingga menyebabkan keluarganya akan juga
menjadi puncak perpecahan antara suami isteri dan kaum keluarganya.
Memuliakan dan menghormati suami dan kaum kerabatnya
merupakan satu tanggungjawab isteri yang baik.

bahwa kamu hendaklah berbuat baik atas mereka itu dalam urusan
pakaian dan makanan mereka."

Dengan ini jelas membuktikan bahawa sifat malu dan taat kepada suami
masing-masing adalah perkara penting di dalam pergaulan
berumahtangga. Ia perlu dijaga, diawasi dan dikawal agar jangan
sampai berlaku yang tidak sesuai denga kewanitaannya
dan dilarang oleh agama.

Jadi perlulah isteri itu sedaya upaya mentaati dan menghormati
suaminya krn taat kepada suami bermakna taat kepda Allah s.w.t
jua; dan murka suami berarti murkalah Allah kepadanya.


Kita cuba yabg terbaik dan termampu...

wasalam

No comments:

Post a Comment